Kamis, 01 Juli 2010

ADZAN - Panggilan Menuju Kemenangan

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Dalam Al Qur'an, Allah SWT berfirman: "Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak men-dengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti." (Al Baqarah : 171)

Apabila suara nyaring nan merdu dari muadzdzin telah diserukan maka tanggalkan dan tinggalkan semua pakaian dunia dan sandanglah pakaian akhirat dalam rangka memenuhi panggilan Tuhan untuk menuju kepada kemenangan : "Hayya 'alash shalaah, hayya 'alash shalaah. Hayya 'alal falaah, hayya 'alal falaah - Mari kerjakan sholat, mari kerjakan sholat. Mari menuju kemenangan, mari menuju kemenangan".

Jangan pedulikan rintangan yang datang dari syetan manapun yang berusaha menghambat dan bahkan mencegah keberangkatan kita ke tempat sholat. Hambatan seperti ini sudah ada sejak zaman Nabi SAW Diriwayatkan dari Abdullah, ada yang memanggilnya dengan Amar bin Qais yang terkenal dengan Ibnu Ummi Maktum ra (muadzin) bahwasanya ia berkata : "Wahai Rasulullah sesungguhnya di kota Madinah ini banyak hal-hal yang membahayakan dan binatang buas". Rasulullah SAW bersabda : "Apabila kamu mendengar : Hayya 'alash shalaah,. Hayya 'alal falaah, maka kamu harus mendatanginya". (HR. Abu Dawud)

Tinggalkan sejenak semuanya dan ingatlah kepada Allah Yang telah menciptakan dari setetes air nutfah; Yang telah menciptakan bukan untuk hal yang sia-sia, tetapi menciptakan insan untuk semata-mata beribadah kepada-Nya; bukan menjadi penentang-Nya dan kelak semua itu harus dipertanggungjawabkan.

Allah SWT berfirman :
"Apakah manusia tidak melihat, bahwa sesungguhnya Kami menciptakannya dari setitik air nutfah, maka tiba-tiba dia menjadi penantang yang nyata?". (Yaasiin : 77)

"Dan Aku tidak ciptakan jin dan manusia, kecuali supaya mereka mengabdi (ibadah) kepada-Ku". (Adz Dzaariyaat : 56)

"Apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menjadikan kamu sia-sia dan kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami lagi?". (Al Mu'minuun : 115)

Pendengar Munafik.
Sering kita saksikan betapa banyak orang yang seolah tidak perduli dengan seruan adzan. Mereka terlihat santai saja meneruskan kegiatannya. Mungkin baginya suara adzan sama saja dengan nyanyian biduan pop di radio/tv. Atau mungkin mereka tidak mengerti sehingga seolah tuli, bisu, buta. Mereka ini yang termasuk kepada golongan yang kufur, ingkar pada panggilan adzan. Siapa sajakah mereka itu ?

1)Golongan orang yang ingkar atas panggilan Allah yaitu orang yang keras kepala, kufur dan munafik seperti sabda Nabi SAW : "Keras kepala, kufur dan munafik orang yang mendengar orang yang berseru kepada Allah, yang memanggil shalat kemudian dia tidak mau mengabulkannya (yakni tidak mau shalat berjama'ah)." (HR. Ahmad)

2)Golongan syaitan yang lari menjauhi ketika adzan dan iqamat diserukan sesuai sabda Nabi SAW : "Apabila dikumandangkan adzan untuk shalat, maka larilah syaitan terbirit-birit hingga terkentut-kentut, sampai ia tidak mendengar adzan. Setelah adzan selesai, syaitan kembali menghadap lagi, sampai ketika iqamat untuk shalat dikumandangkan, syaitan lari lagi. Sesudah iqamat selesai syaitan kembali lagi datang sehingga ia dapat melintas di antara seseorang dengan nafsunya. Ia membisikkan : "Ingat ini dan ingatlah itu". Mengingatkan apa saja yang tadinya tidak ingat, hingga menjadi tidak tahu lagi berapa raka’at ia shalat". (HR. Bukhari dan Muslim)

Adab Mendengar Adzan.
Apabila kalimat adzan dikumandangkan maka ada beberapa adab yang harus dilakukan oleh setiap kaum Muslimin yang mendengarnya agar tidak termasuk golongan munafik dan golongan syetan, yaitu :

1)Menjawab adzan dengan kata-kata yang sama, demikian Nabi SAW bersabda : Apabila muadzdzin mengucapkan, "Allaahu Akbar, Allaahu Akbar," lalu seseorang di antara kalian mengucapkan, "Allaahu Akbar, Allaahu Akbar". Apabila juru adzan berseru, "Asyhadu allaa ilaaha Illallaah", lalu seseorang mengucapkan, "Asyahadu allaa ilaaha Illallaah". Bila juru adzan mengucapkan, "Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaah", lalu seseorang mengucapkan, "Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaah", Bila muadzin mengucapkan, "Hayya 'alash shalaah", lalu seseorang mengucapkan, "Laa haula walaa quwwata illaa billaah". Bila muadzdzin mengucapkan, "Allaahu Akbar, Allaahu Akbar", lalu seseorang mengucapkan, "Allaahu Akbar, Allaahu Akbar", dari lubuk hatinya, niscaya ia masuk sorga". (HR. Muslim)

2)Membaca salawat Nabi sesuai sabda Rasulullah SAW : "Apabila kalian mendengar muadzdzin, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan olehnya, kemudian ucapkanlah salawat untukku. Karena sesungguhnya barangsiapa yang mengucapkan salawat untukku sekali, Allah membalasnya dengan sepuluh kali lipat buatnya. Kemudian mintakanlah oleh kalian kepada Allah al-wasilah buatku, karena sesungguhnya al-wasilah itu merupakan suatu kedudukan di dalam surga, yang tidak layak kecuali hanya bagi seorang hamba di antara hamba-hamba Allah (semuanya). Dan aku berharap semoga hamba tersebut adalah diriku sendiri. Barangsiapa yang memohonkan wasilah buatku, niscaya ia mendapat syafaat". (HR. Muslim)

3)Di waktu adzan shubuh ketika muadzdzin mengucapkan tatswib : "Ash sholaatu khairum minan naum - Sholat lebih baik daripada tidur", maka jawablah dengan : "Shadaqta wa bararta wa ana 'alaa dzaalika minasysyahidiin - Benar katamu dan engkau telah berbakti, sayapun termasuk golongan yang demikian itu".

4)Membaca do’a sesudah mendengar adzan selesai seperti yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, sesuai sabda beliau : "Allohumma rabba hadzihid da'watit taammati wash sholaatil khoimah. Aati Muhammadan nil wa syiilata wal fadhiilata wad darajatar rafii'ah. Wab 'atshu makhoomam mahmuu-dal lajii wa 'ad tahu - Ya Allah, Robb seruan (azan) yang sempurna ini dan sholat yang ditegakkan, karuniakanlah kepada Muhammad derajat dan kemuliaan yang tinggi dan kedudukan yang terpuji yang Engkau janjikan untuknya". Maka patut baginya memperoleh syafaat pada hari kiamat". (HR.Bukhari)

5)Mendatangi tempat sholat dengan anggun, tidak tergesa-gesa, sesuai petunjuk Rasulullah SAW : "Apabila diserukan untuk sholat datangilah dengan berjalan tenang. Apa yang dapat kamu ikuti sholatlah dan yang tertinggal lengkapilah". (HR. Ahmad)

Pahala Bagi Muadzdzin.
Mendengar dan menjawab adzan saja memperoleh pahala yang begitu besarnya. Bagaimana pula besarnya pahala bagi mereka yang menyerukannya? Sungguh besar sesuai sabda Rasulullah SAW : "Seandainya orang-orang tahu keutamaan yang terdapat pada adzan dan shaf yang pertama niscaya mereka akan mengundi keduanya itu; dan seandainya mereka mengetahui keutamaan yang terdapat pada datang lebih dulu niscaya mereka akan berlomba-lomba untuknya; dan seandainya mereka mengetahui keutamaan yang terdapat pada sholat Isya' dan Shubuh dengan berjama'ah niscaya mereka akan mendatangi keduanya itu walaupun dengan merangkak". (Dalam Tanbihul Ghafilin)

Keutamaan bagi para muadzdzin a.l. yaitu :

1)Diampuni dosanya sesuai sabda Rasulullah SAW : "Seorang muadzdzin akan diampuni dosanya sejauh suaranya. Dan setiap yang basah dan kering akan memohonkan ampun kepadanya. Dan sholat berjama'ah akan ditulis untuknya dua puluh lima kebagusan dan diampuni untuknya antara (waktu) dua shalatnya". (HR. Ibnu Majah)

2)Ruh para muadzdzin disatukan bersama ruh orang yang mati syahid. Dalam kitab Tanbihul Ghafilin ada diriwayatkan bahwa ketika 'Abdullah bin Zaid bermimpi tentang adzan dan mengajarkannya kepada Bilal, kemudian Nabi SAW memerintahkan Bilal untuk naik ke atas bangunan dan mengumandangkan adzan. Setelah adzan itu dimulai maka terdengarlah suara gemuruh di Madinah, lalu Nabi SAW bertanya kepada sahabatnya : "Tahukah kamu apakah suara gemuruh itu?. Mereka menjawab : "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui". Beliau bersabda : "Sesungguhnya Tuhan menyuruh supaya pintu-pintu langit dibuka sampai ke 'arsy karena adzan (yang dikumandangkan oleh) Bilal". Abu Bakr Ash-Shiddiq lalu bertanya : "Apakah ini khusus untuk Bilal atau orang-orang yang adzan secara umum?". Beliau menjawab : "Bahkan untuk orang-orang yang adzan secara umum. Sesungguhnya roh orang-orang yang adzan itu bersama-sama dengan roh orang-orang yang mati syahid. Dan apabila hari kiamat datang, ada seruan yang memanggil : "Di manakah orang-orang yang adzan?". Maka berdirilah mereka di atas bukit kasturi dan kapur barus".

Itulah adzan, panggilan yang menyeru kita untuk menuju kepada kemenangan. Menang melawan iblis yang menggoda agar kita melupakan Allah. Semoga kita tidak termasuk orang yang tuli, bisu dan buta yang disebut di dalam surah Al Baqarah ayat 171 di atas. Amien.

Waladzikrullahi Akbar

Jum'at, 27 Jumadil Awal 1419 H - 18 September 1998

Tidak ada komentar:

Posting Komentar