Sabtu, 03 Juli 2010

ADH DHUHA - Pintu Di Sorga

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Allah SWT berfirman : "Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu,dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan. Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas”. (Adh Dhuha : 1-5)

Biasanya aktivitas pertama yang dilakukan oleh kebanyakan orang pada sa’at pagi hari di tempat kerja adalah “ngopi”, sarapan (kalau tidak sempat di rumah atau memang disediakan oleh kantor), sambil membaca surat kabar dan juga ngobrol politik atau topik lain dengan rekan sejawat yang kadang-kadang diselingi dengan perdebatan seperti layaknya anggota parpol di DPR/MPR tingkat warung kopi; membahas berita yang terjadi pada hari atau malam sebelumnya (apalagi sekarang, pada awal era reformasi ini rasanya banyak sekali berita yang mau tidak mau harus dicerna dan ditelan). Sesudah itu baru disibukkan oleh tugas-tugas yang rutin ataupun yang tidak rutin. Kebiasaan ini berlangsung terus, berulang-ulang setiap hari, setiap minggu, bulan dan tahun bahkan sampai tiba waktunya dijemput oleh El Maut. Bagi yang work maniac atau workaholic alias gila kerja (seperti kebanyakan orang Jepang) ataupun bagi orang yang menganut faham kapitalisme dengan motto “waktu adalah uang - time is money” maka dia akan langsung terjun ke tempat tugasnya dan tenggelam sampai malam hari sehingga kadang-kadang lupa segala, lupa makan, lupa istirahat dan bahkan lupa sholat. Di dalam benak yang muncul selalu hanya gambar uang, keuntungan, rugi dan segala macam bentuk harta finansial (keuangan) lainnya. Sedangkan Allah serta Rasul-Nya entah di mana pula disimpannya.

Waktu Adalah Ibadah.
Bagi kita orang Muslim setiap waktu itu hendaknya merupakan ibadah. Setiap waktu adalah selalu ingat kepada Allah – dzikrullah alla kulli hallin. Dalam kerangka filosofi itulah maka dalam ajaran Islam bekerja mencari nafkah hendaklah diniatkan sebagai ibadah kepada Allah dan bukan untuk mengumpulkan uang atau mencari makan; sehingga bila suatu sa’at sang anak bertanya tentang apa yang dikerjakan bapak di kantor, jawabannya bukanlah “cari uang” tetapi hendaklah dikatakan “beribadah, mencari nafkah karena perintah Allah”. Dengan niat seperti itu maka akan diperoleh dua manfa’at dari bekerja itu, yaitu pahala sebagai imbalan ibadah dan rezeki (yang berkah) serta uang sebagai upah dari majikan atas pekerjaannya. Kalau kerja semata-mata untuk cari uang maka yang diperoleh hanya upah dari majikan saja sedangkan pahala dari Allah dan rezeki yang berkah tidak didapat.

Aktivitas Pagi Cara Islam
Setiap orang Muslim hendaknya sejak dini sudah membiasakan diri mempunyai suatu jadwal tertulis atau tidak tertulis tentang kegiatan-kegiatan hariannya selama sehari semalam penuh. Jadwal itu sebagai pedoman kegiatan dan juga sebagai alat evaluasi diri (muhasabah). Salah satu kegiatan yang harus dimasukkan ke dalam jadwal adalah shalat dhuha. Di dalam Tanbihul Ghafilin diriwayatkan bahwa Abu Hurairah ra telah berkata : "Rasulullah SAW mengajarkan kepada saya tiga hal yang tidak akan saya tinggalkan sampai meninggal dunia, yaitu : supaya saya tidak tidur melainkan (sesudah) mengerjakan shalat Witir; supaya saya berpuasa tiga hari setiap bulan; dan supaya saya tidak meninggalkan shalat Dhuha."

Kapankah waktunya shalat dhuha? Yaitu sa’at matahari mulai naik dan panas membakar serta sa’at manusia lupa karena sibuk dalam kerja, sesuai sabda Rasulullah SAW : "Shalat Awwabin itu sesudah kebanyakan manusia lupa dan menyibukkan diri pada masing-masing pekerjaannya, yaitu sa’at anak-anak unta bangun, akibat kepanasan." (HR. Muslim)

Sholat Dhuha & Sedekah
Bila harta benda tidak punya tetapi ingin memiliki pahala sedekah seperti yang diperoleh oleh orang kaya yang banyak menginfakkan hartanya, maka shalat dhuha dapat menjadi salah satu alternatif jalan keluarnya sesuai hadist Rasulullah SAW ; diriwayatkan bahwa Abu Dzarr ra berkata, bahwasanya beberapa sahabat Rasulullah SAW bertanya : "Ya Rasulullah, orang-orang yang banyak hartanya memperoleh lebih banyak pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat dan berpuasa sebagaimana kami berpuasa dan mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka." Nabi SAW lalu berkata : "Bukankah Allah telah memberimu apa yang dapat kamu sedekahkan? Tiap-tiap ucapan tasbih adalah sedekah, takbir sedekah, tahmid sedekah, tahlil sedekah, amar ma'ruf sedekah, nahi mungkar sedekah, bersenggama dengan istripun sedekah". Para sahabat lalu bertanya : "Apakah melampiaskan syahwat mendapat pahala?. Nabi SAW menjawab : "Tidakkah kamu mengerti bahwa kalau dilampiaskannya di tempat yang haram bukankah itu berdosa? Begitu pula kalau syahwat diletakkan di tempat halal, maka dia memperoleh pahala." (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah ra, bahwa-sanya Rasulullah SAW bersabda : "Setiap ruas tulang manusia sebaiknya disedekahi (oleh pemiliknya) setiap hari terbitnya matahari (sebagai pernyataan syukur kepada Allah untuk keselamatan tulang-tulangnya). Dan macam sedekah itu banyak sekali diantaranya berlaku adil di antara dua orang (yang sedang bertengkar), membantu teman ketika hendak menaiki tunggangannya atau memuatkan barang temannya ke punggungnya, ucapan yang baik, setiap langkah untuk melakukan sholat, dan menyingkirkan sesuatu yang membahayakan orang di jalan, adalah sedekah.". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Dzarr ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : "Setiap pagi pada ruas tulang kalian terdapat sedekah, setiap ucapan tasbih (Subhanallah) adalah sedekah, setiap ucapan tahmid (Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap ucapan tahlil (Laailaha illallah) adalah sedekah, setiap ucapan takbir (Allahu Akbar) adalah sedekah, memerintah kebaikan adalah sedekah, mencegah perkara munkar (yang dibenci) adalah sedekah. Dan dua raka’at yang dikerjakan seseorang dalam sholat Dhuha telah mencakup semuanya". (HR. Muslim)

Kebaikan Sholat Dhuha.
Apakah kebaikannya sholat dhuha itu bagi mereka yang suka mengerjakannya, sehingga Rasulullah SAW sangat menganjurkannya?

1)Diampuni kesalahannya sesuai sabda Rasulullah SAW : "Barangsiapa yang duduk di tempat shalatnya setelah selesai dari shalat shubuhnya, hingga shalat dua rakaat dhuha, dia tidak berbicara kecuali hanya kebaikan, niscaya akan diampuni kesalahan-kesalahannya meskipun lebih banyak dari buih di laut". (HR. Abu Daud);

2)Mendapat pahala sama dengan pahala haji dan umrah terutama bila mengerjakannya adalah sesudah shalat shubuh berjama’ah, lalu berdzikir sampai masuk waktu dhuha, sesuai sabda Nabi SAW :
"Barangsiapa yang shalat shubuh berjama'ah, kemudian duduk berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian berdiri lalu shalat dua rakaat, niscaya ia pulang dengan pahala haji dan umrah." (HR. Thabrani)

3)Tercukupi kebutuhan hidupnya, sesuai sabda Nabi SAW : “Allah ‘azza wa jalla berfirman : “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat raka’at pada permulaan siang (yakni shalat dhuha), nanti akan Ku-cukupi kebutuhanmu pada sore harinya”. (HR. Hakim, Thabrani)

4)Dipanggil pada hari kiamat dari pintu syurga yang bernama Dhuha, sesuai riwayat dalam suatu hadist bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya di dalam surga, ada pintu yang dinamakan "pintu Dhuha" maka ketika datang hari kiamat memanggillah yang memanggil (Allah SWT), di manakah orang yang selalu mengerjakan shalat atas-Ku dengan shalat Dhuha, inilah pintu kamu, maka masuklah kamu ke dalam surga dengan rahmat Allah.” (HR. Atthabrani)

Bacaan Sholat Dhuha.
Dianjurkan (tidak keharusan) sesudah Al Fatihah membaca surah Asy Syamsu pada raka’at pertama dan surah Adh Dhuha pada raka’at kedua dan kemudian berdo'a, dzikir mohon ampunan sebanyak 100 kali setelah sholat Dhuha, sbb : "Rabbighfirli wa tub alayya innaka antat tawwabul ghafuur - Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan terimalah taubatku sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat dan Maha Pengampun." (Ir-syadul Ibad Ila Sabilir Rasyad)

Demikian semoga bermanfaat dan semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa dan mencukupkan kebutuhan kita terutama dalam masa krisis ekonomi ini berkat sholat dhuha yang kita kerjakan. Amien.

Waladzikrullahi Akbar

Jum'at, 20 Jumadil Awal 1419 - 11 September 1998

Tidak ada komentar:

Posting Komentar