Sabtu, 03 Juli 2010

AYO SEKOLAH

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dalam Al Qur'an, Allah SWT berfirman: "Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu'min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya." (At Taubah : 122)

Sebentar lagi tahun ajaran baru bagi para murid sekolah akan dimulai. Kata tahun ajaran baru bagi kita dapat mempunyai arti aneka ragam, sangat luas. Terutama bagi orangtua, karena ini berarti saatnya mengeluarkan uang tidak sedikit untuk keperluan biaya sekolah anak. Sejak dari uang pendaftaran sekolah, pembeli alat-alat sekolah (buku, alat tulis), seragam sekolah, jajan harian, dll. Bagi yang mampu biaya-biaya tersebut tidak menjadi masalah besar, tetapi bagi mereka yang tidak mampu maka tahun ajaran baru berarti sa’atnya harus pusing tujuh keliling. Banyak dari kalangan mereka harus menghadapi dilema (dua persoalan yang bertentangan), yaitu antara keinginan menyekolahkan anak pada satu fihak dengan biaya sekolah di fihak lain (ditambah biaya rutin lain yang pasti seperti makan sehari-hari).

Banyak yang tidak mampu memecahkan dilema tersebut dan jalan yang dipilih adalah tidak sekolah; bahkan masa bermain dan belajar si anak akhirnya dikorbankan untuk mencari uang. Karena masih di bawah umur maka pekerjaan yang dapat dilakukan hanyalah menjadi pengamen, pengemis, penyemir sepatu atau pedagang asongan. Memang ada GNOTA tetapi karena dananya terbatas (sangat bergantung kepada donatur yang memberi sumbangan) maka program ini juga baru terbatas pada sebagian kecil anak-anak. Itupun baru pada anak yang sudah sekolah, belum menyentuh bagi mereka yang belum sekolah.

Pendaftaran Dini Gratis.
Alhamdulillah, untung ada program “pendaftaran dini gratis sampai tgl 22 Juli” seperti yang ditayangkan keluarga si Doel di tivi, dan juga diiklankan melalui surat kabar. Setiap anak yang sudah berusia sekolah diberi kesempatan mendaftar secara gratis ke sekolah negeri dan madrasah. Program gratis ini khusus bagi anak-anak yang belum sekolah dan juga putus sekolah, yang tentu saja dari keluarga miskin. Keluarga miskin tersebut yaitu yang terkena musibah dan bencana, terkena PHK, keluarga penderita penyakit menahun dan cacat serta keluarga yang rawan ekonominya.
Dalam rangka memberikan masa depan lebih cerah kepada anak-anak berjumlah kira-kira enam juta orang dari keluarga miskin itu, maka Pemerintah juga menghimbau seluruh unsur masyarakat agar turut memberikan motivasi kepada orangtua mereka untuk segera mendaftarkan anaknya.

Ada pertanyaan, kalau sudah mendaftar cara gratis lalu bagaimana dengan biaya lain, karena mereka sama sekali tidak sanggup? Pemerintah telah menyediakan cadangan dana sekitar Rp. 2 trilyun untuk kelangsungan program tersebut. Kemudahan lain diberikan pula yaitu tidak perlu harus memakai pakaian seragam dan sepatu serta mendapat bantuan buku-buku.

Sudah selayaknya seluruh warga turut membantu program ini karena pendidikan adalah masalah yang menjadi tantangan kita bersama, dalam memasuki abad ke 21 yang disebut juga milenium ke-3. Menjadi masalah bersama yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Kegagalan membekali iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) dan imtaq (iman dan taqwa) kepada anak-anak generasi muda yang sedang tumbuh ini, akan berakibat kegagalan bangsa di masa depan untuk maju, tumbuh berkembang, sejajar bangsa lain. Warga, terutama umat Islam harus mendukungnya karena didalamnya termasuk bantuan bagi anak- anak di madrasah. Ilmu agama berguna untuk kesejahteraan dan keselamatan di dunia dan akhirat, baik bagi yang menuntutnya maupun bagi masyarakat disekitarnya (Lihat At Taubah : 122), sehingga bagi kaum muslimin wal muslimat, belajar itu menjadi kewajiban. Nabi SAW bersabda : “Tholabul ‘ilm faridhatun ala kulli muslimin wal muslimat – Menuntut ilmu itu adalah kewajiban bagi se-tiap muslimin dan muslimat.” (HR. Ibnu Majah)

Ayo Sekolah.
Ajakan Si Doel “Ayo Sekolah” di tivi timbul dari rasa keprihatinan akibat krisis moneter yang menyebabkan banyak siswa dan mahasiswa yang tidak dapat bersekolah. Bagi kita umat Islam, “Ayo Sekolah” adalah wahyu (firman Allah SWT) yang pertama sekali turun kepada Nabi Muhammad SAW, yang berbunyi “Iqra’ - Bacalah” (Al ‘Alaq : 1).

Kata “Iqra’” merupakan simbol dari :
(1). Perintah untuk membaca, melihat, mendengar, memperhatikan, meneliti, menela’ah, mengkaji, memikirkan, mempelajari, merenungkan semua ayat-ayat Allah SWT (ilmu yang berasal dari Allah, yang di dalam surah Al ‘Alaq dilukiskan dengan kalimat bismi Rabbik), baik yang tertera di dalam kitab suci Al Qur’an maupun melalui ciptaan-Nya di alam jagat raya ini. Di dalam Al Qur’an banyak ayat yang isinya mengandung arti seperti kata-kata “iqra’” di atas, misalnya a.l. “afalaa ta’qilun – maka tidakkah kamu berfikir?”
Firman Allah SWT : “Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkanNya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekua-saan Allah) bagi kaum yang ber-akal.” (Al Jaatsiyah : 5) Lihat surah lain spt Al Baqarah : 164 ; Ar Rum : 24 ; Ar Ra’d : 4 ; An Nahl : 66-67 dll

(2). Perintah untuk menuntut ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu-ilmu lain yang berguna bagi kehidupan di dunia dan di akhirat. Untuk kehidupan dunia, ilmu sebagai ketrampilan diri berguna dalam pekerjaan (mencari nafkah), memudahkan dalam tugas. Misal, pembuat meja harus memiliki ketrampilan bertukang kayu agar dapat membuat meja bermutu baik; manajer perusahaan harus memiliki ilmu manajemen yang memudahkannya dalam mengambil keputusan dengan tepat.
Ilmu dunia bersifat sementara akan tetapi banyak sekali orang mempelajarinya. Sebaliknya ilmu akhirat (ilmu agama) yang kekal, sangat sedikit orang tertarik bahkan ada anggapan tidak berguna karena tidak dapat menjamin untuk hidup layak di dunia. Padahal ilmu akhirat seharusnya lebih penting karena kelak semua manusia akan menuju ke sana sesudah melewati pintu yang bernama kematian. Keselamatan, kesejahteraan, kehidupan layak di akhirat terkait erat dengan amal perbuatan di dunia.

Di sini ilmu berperan penting. Amal tanpa ilmu adalah sia-sia. Seperti sholat tanpa tahu cara atau ilmunya maka pasti akan salah dan tentu menjadi amal yang sia-sia (tidak diterima). Dan sebaliknya punya ilmu tetapi tidak diamalkan, maka ilmu itupun menjadi sia-sia belaka. Yang berbahaya adalah pakar dalam ilmu dunia tetapi fakir dalam ilmu akhirat (tidak mampu membedakan halal dengan haram), karena dapat berakibat si pakar tersebut terjerumus dalam dosa. Ilmu yang dimilikinya digunakan untuk bekerja sama dengan iblis dalam berbuat kejahatan. Bahkan saat ini banyak yang masih berstatus siswa dan mahasiswa sajapun sudah bersahabat dengan kejahatan. Mereka suka yang terlarang seperti berkelahi, tawuran dengan sebab sepele; suka makanan minuman terlarang. Semua yang dilarang, justru disukainya. Bahkan mereka bangga dengan tindakan itu. Hal ini terjadi, dapat saja sebagai akibat salah memilih; salah pilih teman dan salah pilih sekolah. Bagaimana pula kejahatan yang akan mereka perbuat apabila kelak mereka menjadi ahli dalam suatu ilmu, misalnya ahli dalam pembuat bom peledak? Pastilah akan digunakan untuk kejahatan, karena tidak ada agama (ilmu akhirat) pada dirinya yang dapat memberi peringatan.

Ayo Memilih Sekolah.
Bagi kita umat Islam “Ayo Sekolah” hendaklah diikuti dengan “Ayo Memilih Sekolah”. Memilih sekolah (dari TK s/d SLTA) perlu mendapat perhatian serius, karena salah memilih sekolah pada masa pertumbuhan fisik (jasmani) dan psikis (ruhani, kejiwaan) ini dapat berakibat fatal bagi masa depan anak. Untuk memasukkan anak ke sekolah maka yang perlu diperhatikan dari sekolah itu bukan masalah biaya murah, atau sekolah itu merupakan unggulan (teladan) dimana lulusannya mudah diterima di mana saja, tetapi harus ada jaminan bahwa anak kita tidak rusak akhlak dan akidah Islam nya apabila belajar di tempat itu. Hati-hati, karena sa’at ini banyak sekolah favorit terkenal (bahkan baru tingkat SLTP) yang murid-muridnya sudah aktif di pasar jual beli pil haram (tentu saja secara gelap). Ada pula sekolah non-Muslim yang dikenal punya disiplin tinggi dan muridnya pintar-pintar, tetapi jangan pula tergoda karena akidah anak bisa rusak.
Paling aman, masukkan ke sekolah yang memperhatikan dunia tanpa meninggalkan aspek akhirat; yang menempa mereka itu menjadi kuat, tegar di masa dewasa kelak dalam mengarungi gelombang milenium ketiga. Suatu abad di mana diperlukan kekuatan iman dan ketaqwaan yang tinggi. Sekarang saja sudah terasa beratnya melawan pengaruh globalisasi, dimana budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya agama Islam sudah merajalela di sekitar kita. Bagaimana pula nanti? Hanya Allah Maha Mengetahui.

Waladzikrullahi Akbar

Jum'at, 18 Rabiul Awal 1420, 2 Juli 1999

1 komentar:

  1. Artikel diatas ditulis 15 thn y.l.....msh relevan pada saat ini. Syukurlah pemerintah melalui kemendiknas sdh menyusun kurikulum baru thn 2013 dan sudah mulai dilaksanakan mulai thn ajaran baru 2014. Melihat materi kurikulum 2013 tsb, penulis menaruh harapan besar bahwa itulah kurikulum yg dapat menjawab tantangan masa depan putra putri Indonesia. Insha Allah. Amin.

    BalasHapus