Selasa, 13 Juli 2010

MAULID - Rahmat Bagi Alam

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Dalam Al Qur'an Allah SWT berfirman ; Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata, "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan apa yang sebelumnya dari Taurat pemberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang sesudahku namanya Ahmad". Maka tatkala datang dia kepada mereka dengan keterangan-keterangan, mereka berkata, "Ini adalah sihir yang nyata". (Ash Shaff : 6)

Manakala balatentara gajah Abrahah datang dengan congkak hendak menghancurkan Ka'bah Rumah Allah, maka pada saat itu pula seluruh alam sedang menantikan lahirnya seorang putra Arab pilihan, dari bani Quraisy; yang beritanya telah dimuat di dalam Taurat dan Injil yang diturunkan berturut-turut kepada Nabi Musa as dan Nabi Isa as, untuk disampaikan kepada kaum Bani Israil, agar mereka beriman kepadanya.

Allah SWT berfirman ; Artinya : “Yaitu orang-orang yang mengikuti Rasul Nabi yang ummi, yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka; dia menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari yang mungkar, dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan atas mereka segala yang kotor dan melepaskan dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan besertanya, mereka itulah orang-orang yang beruntung". (Al A'raaf : 157)

Ahmad, demikian tercantum nama Beliau SAW di dalam Taurat. Nama yang tidak umum digunakan oleh orang sebelumnya. Nama yang berarti terpuji karena nama yang baik itu merupakan pecahan atau turunan dari salah satu asma Allah, yaitu Al Hamiid.

Allah SWT berfirman ; Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata, "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan apa yang sebelumnya dari Taurat pemberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang sesudahku namanya Ahmad". Maka tatkala datang dia kepada mereka dengan keterangan-keterangan, mereka berkata, "Ini adalah sihir yang nyata". (Ash Shaff : 6)

Nama itu memang sesuai dengan sifat dan watak beliau dimana di dalam sejarah telah terbukti bahwa walaupun kaum Yahudi atau Bani Israil itu sangat membenci beliau sehingga mereka ingin untuk membunuhnya seperti yang telah dilakukan kepada nabi-nabi mereka tetapi Beliau menghadapi sikap mereka dengan keshabaran yang tiada bandingnya. Sikap terpuji itu pulalah yang menghantarkannya ke jalan yang sukses dalam menjalankan misi dakwah.

Ulul azmi yang tidak tertandingi keluhuran akhlaknya (Akhlak ul kharimah), kesabarannya, kesederhanaan, kekeluargaan dan kemurahan hatinya oleh siapapun.

Allah SWT berfirman ; Artinya : “Maka karena rahmat dari Allah, engkau bersikap lemah lembut terhadap mereka, sekiranya engkau berlaku keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Maka maafkanlah mereka dan mohonkan ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam sesuatu urusan. Maka apabila kamu telah membulatkan tekad, bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal". (Aali 'Imraan : 159)

Dengan bekal akhlak Al Qur'an, Beliau diutus sebagai Rasul penutup untuk membawa berita gembira dan peringatan bagi seluruh umat manusia di akhir zaman. Tidak hanya bagi bangsa Arab atau kaum Bani Israil saja (sebagai penerus dan penyempurna serta sekaligus penutup dari risalah yang dibawa oleh rasul-rasul sebelumnya seperti Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as dan Nabi Isa as), tetapi juga bagi seluruh bangsa di muka bumi ini, bahkan sampai ke bangsa jin sekalipun.

Allah SWT berfirman ; Artinya : “Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk seluruh manusia, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". (Saba' : 28)

Artinya : “Muhammad tiadalah bapak salah seorang dari laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu". (Al Ahzaab : 40)

Lahir pada tahun Gajah (20 April 570 Masehi), Senin 12 Rabiul Awal di Mekkah dalam keadaan yatim. Kedatangan beliau ditandai dengan kehancuran balatentara gajahnya Abrahah yang dilontari batu panas oleh burung-burung yang datang dengan bergelombang atau berbondong-bondong (ababil).

Firman Allah SWT dalam Al Fiil ayat 1-5 ; Artinya : “Apakah tidak engkau perhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap pasukan bergajah?. Apakah Dia tidak menjadikan tipu daya mereka itu sia sia, dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu dari tanah yang dibakar, maka Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)”. (Al Fiil : 1-5)

Ini adalah suatu pratanda bahwa Beliau SAW datang untuk menghancurkan yang batil dan menegakkan yang haq. Hal ini didukung oleh firman Allah SWT di dalam banyak ayat di dalam Al Qur’an.

Allah SWT berfirman ; Artinya : “Sesungguhnya Kami telah mengutus engkau (Muhammad) dengan kebenaran sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan engkau tidak akan diminta pertanggungjawaban tentang penghuni-penghuni neraka”. (Al Baqarah : 119)

Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan sebenarnya, supaya engkau menghukum antara manusia dengan apa yang telah Allah perlihatkan kepadamu. Dan janganlah engkau menjadi pembela bagi orang-orang yang berkhianat”. (An Nisaa’ : 105)

Kemudian di dalam ayat-ayat dan surah-surah yang lain dalam firman-Nya, Allah SWT menyampaikan ultimatum, memberi ancaman bagi orang-orang yang ingkar atas kebenaran yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW

Firman Allah SWT ;

Artinya : “Hai sekalian manusia, sungguh telah datang Rasul (Muhammad) kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu ingkar, maka sesungguhnya milik Allah apa yang di langit dan di bumi. Dan Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (An Nisaa’ : 170)

Artinya : “Itulah ayat-ayat Allah, Kami bacakan kepadamu dengan benar, maka dengan perkataan mana lagi mereka mau beriman, sesudah (kalam) Allah dan keterangan-keterangan-Nya?”. (Al Jaathiyah : 6)

Masa kecil Beliau tidaklah dimanja dan bermanja kepada orangtua, karena sejak dari bayi beliau dibawa ke daerah pedusunan Arab Baduwi, disusui dan diasuh oleh Halimah sampai berusia 5 tahun. Pada usia 6 tahun menjadi yatim piatu karena ibu yang tercintapun (Aminah) yang baru saja beliau rasakan kasih dan sayangnya menyusul ayah Beliau yang bernama Abdullah ke hadlirat Allah. Kini tinggallah Beliau dengan kakeknya yang gagah berani ketika menghadapi Abrahah; Abdul Muthalib yang dikenal sebagai pemuka Bani Quraisy, yang dipercaya menjadi penjaga Ka’bah, Baitullah.

Ketika Beliau baru dilahirkan adalah Abdul Muthalib pula yang membawanya ke Ka'bah sebagai tanda syukur dan kemudian memberinya nama dengan Muhammad, karena Abdul Muthalib menginginkannya menjadi orang yang terpuji, bagi Tuhan di langit dan bagi makhluk-Nya di bumi. Ketika usia delapan tahun, lengkap pulalah penderitaan beliau karena Abdul Muthalib yang sangat menyayanginya wafat pula. Lalu, beliau diasuh oleh pamannya Abu Thalib yang sangat menyayanginya pula dan Abu Thalib juga sangat dihormati di kalangan bani Quraisy.

Inilah sebagian dari kisah Nabi SAW pada 15 abad lalu, yang setiap tahunnya hendaknya selalu diingat dengan tulus, dibacakan dan menjadi pelajaran serta teladan (uswatun hasanah) dan dita’ati oleh setiap insan muslimin dan muslimat, yang mengharap rahmat Allah SWT.

Allah SWT berfirman :

Artinya : “Sungguh pada diri Rasulullah itu teladan yang baik bagi kamu, bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan hari kemudian dan banyak mengingat Allah". (Al Ahzaab : 21)

Artinya : “Barangsiapa ta’at kepada Rasul, maka sungguh dia telah ta’at kepada Allah, dan barangsiapa berpaling, maka Kami tidak mengutus engkau sebagai penjaga atas mereka". (An Nisaa' : 80)

Dia, Rasulullah SAW dilahirkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil alamin).

Allah SWT berfirman ; Artinya : “Dan Kami tiada mengutusmu (Muhammad) melainkan rahmat bagi semesta alam". (Al Ambiyaa' : 107)

Dengan shalawat dan salam yang (seharusnya) selalu kita sampaikan kepada Beliau, minimal 5 kali dalam sehari semalam pada sa’at sholat fardhu, maka akan selamat pula kita kelak di hari yang tidak ada pertolongan kecuali syafa’at dari Rasulullah SAW.

Firman Allah SWT ; Artinya : “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat atas Nabi. Hai orang-orang yang beriman bershalawatlah kepadanya, dan berilah salam dengan sungguh-sungguh". (Al Ahzaab : 56)

Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa membaca shalawat untukku sekali bacaan maka Allah memberikan shalawat (rahmat) kepadanya sepuluh kali, barangsiapa membaca shalawat untukku sepuluh kali maka Allah memberi rahmat kepadanya seratus kali, barangsiapa membaca shalawat untukku seratus kali maka Allah mencatatnya tertulis di antara matanya kebebasan dari kemunafikan dan kebebasan dari neraka dan di hari kiamat ditempatkan bersama syuhada". (HR. At Thabrani)

Rasulullah SAW bersabda : "Terhinalah seorang lelaki apabila namaku disebut di hadapannya lalu ia tidak membaca shalawat untukku". (HR. Turmudzi)

Dari Aus ibnu Aus RA yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda : "Sesungguhnya termasuk hari-hari kalian yang paling utama adalah hari Jumat, maka perbanyaklah oleh kalian membaca shalawat untukku pada hari itu. Sesungguhnya shalawat kalian ditampakkan di hadapanku. Mereka (para sahabat) bertanya : "Wahai Rasulullah, bagaimanakah shalawat kami ditampakkan di hadapanmu, sedangkan engkau telah hancur?" Perawi mengatakan bahwa Aus RA mengatakan : "Tulang-tulangmu telah hancur". Nabi SAW menjawab : "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan terhadap bumi, jasad para nabi". (HR. Abu Dawud, Nasaa'i dan Ibnu Majah)

Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, bahwa Nabi SAW bersabda : "Tiada do'a kecuali terdapat hijab diantaranya dengan diantara langit, hingga bershalawat atas Nabi SAW, maka apabila dibacakan shalawat Nabi, terbukalah hijab dan diterimalah do'a tersebut, namun jika tidak demikian, kembalilah do'a itu kepada pemohonnya". (Duratun Nasihin)

Diriwayatkan pula bahwa seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW : "Wahai Rasulullah, bagaimana cara kami membaca shalawat atasmu ?". Beliau menjawab : "Bacalah Allaahumma shalli 'alaa Muhammad wa'alaa aali Muhammad, wabaarik 'alaa Muhammad wa'alaa aali Muhammad, kamaa shallaita wabaarakta 'alaa Ibraahiima wa'alaa aali Ibraahiim. Innaka hamiidum majiid - Wahai Allah, limpahkan rahmat atas Muhammad dan atas keluarga Muhammad. Limpahkanlah barakah atas Muhammad dan atas keluarga Muhammad; sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat dan barakah atas Ibrahim dan atas keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Terpuji lagi Maha Agung". (Tanbihul Ghafilin)

Diriwayatkan pula bahwa Nabi SAW telah bersabda : "Orang utama yang mendapat syafa'atku di hari kiamat ialah, orang yang banyak bershalawat atasku".

Dari Anas RA, dari Rasulullah SAW bahwa beliau bersabda : "Pada hari Kiamat orang-orang mukmin berkumpul, maka mereka berkata : "Seandainya kita memohon syafaat kepada Tuhan kita". Maka mereka mendatangi Adam dan berkata : "Engkau adalah ayah manusia, dimana Allah menciptakan kamu dengan tangan (kekuasaan)-Nya, Dia sujudkan malaikat-Nya kepadamu dan Dia ajarkan nama segala sesuatu kepadamu, maka berilah syafa’at kepada kami di sisi Tuhanmu, sehingga Dia memberi keenakan kepada kami di tempat ini". Adam berkata : "Aku bukanlah di situ (tempatnya)", kemudian menyebutkan dosanya dan diapun malu, "maka datanglah kalian kepada Nuh, karena dia adalah Rasul yang pertama kali diutus oleh Allah kepada penduduk bumi". Maka merekapun mendatanginya, kemudian dia berkata : "Aku bukanlah disitu (tempatnya)", lalu menyebutkan tentang permohonannya kepada Tuhan terhadap sesuatu yang tidak diketahuinya, maka dia malu dan berkata : "Datanglah kalian kepada kekasih Allah (Ibrahim)". Maka mereka datang kepadanya, kemudian dia berkata : "Aku bukanlah disitu (tempatnya), datanglah kalian kepada Musa, seorang hamba yang Allah berfirman kepadanya dan diberiNya Taurat". Maka mereka mendatanginya, kemudian dia berkata : "Aku bukan disitu (tempatnya)". Dan dia menyebutkan tentang membunuh jiwa bukan karena jiwa, maka ia malu terhadap Tuhannya, dan menyatakan : "Datanglah kalian kepada Isa, seorang hamba Allah, Rasul-Nya, kalimat, Allah dan Roh-Nya (roh dari Allah)". Maka mereka mendatanginya, dan dia berkata : "Datanglah kalian kepada Muhammad SAW, seorang hamba yang Allah telah mengampuni dosanya terdahulu dan terkemudian". Maka mereka pun datang kepadaku, dan aku pergi sehingga mohon izin kepada Tuhanku dan hal itu diizinkan. Ketika aku melihat Tuhan, aku menyungkurkan diri untuk sujud dan Dia membiarkan aku selama waktu yang dikehendaki oleh Allah, kemudian dikatakan : "Angkatlah kepalamu dan bermohonlah, maka kamu akan diberi; berkatalah, maka akan didengar; dan mohon syafaatlah, maka kamu diperkenankan memberi syafaat". Maka aku mengangkat kepala dan memuji-Nya dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku, kemudian aku memberikan syafaat, dan Dia membatasi dengan suatu batas, maka aku memasukkan mereka ke surga, kemudian aku kembali kepada-Nya. Ketika aku melihat Tuhan seperti itu, kemudian aku memberi syafa’at dan Dia membatasi dengan suatu batas, maka aku memasukkan mereka ke surga. Kemudian aku kembali ketiga (kalinya), kemudian aku kembali keempat (kalinya), maka aku katakan : "Tidak ada orang yang tertinggal di neraka, kecuali orang yang ditahan oleh Al Qur'an dan orang yang wajib kekal di dalamnya. Yakni firman Allah Ta'ala : "Mereka kekal di dalamnya". (HR. Bukhari)

Dengan semangat jihad Nabi dan semangat yang terkandung dalam peristiwa maulid Nabi, mari tingkatkan iman Islam kepada Allah, kepada Rasul-Nya dengan meningkatkan kwalitas dan kwantitas komunikasi kepada Allah serta shalawat kepada Rasul-Nya melalui sholat agar kelak kita termasuk pada orang-orang yang mendapat syafa’atnya. Amin.

Jum'at, 6 Rabiul Awal 1418 H - 11 Juli 1997

Tidak ada komentar:

Posting Komentar