Jumat, 09 Juli 2010

ANARKI - Memilukan & Memalukan

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dalam Al Qur'an, Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan (menyiksa, mendatangkan bencana, membunuh dsbnya) kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertobat, maka bagi mereka azab (neraka) yang membakar.” (Al Buruj : 10).

Suatu peristiwa memilukan dan sekaligus memalukan baru saja terjadi pada 17 May 1998 yang lalu. Tindakan anarki yang brutal, yang dilakukan secara terang-terangan, tanpa rasa malu dan tanpa rasa salah, dengan gembira dan suka cita oleh si pelaku, baik itu laki-laki ataupun perempuan, dewasa maupun remaja belasan tahun bahkan anak-anak usia bermain, seperti yang kita saksikan di tv pada waktu itu. Mereka lempari dan pecahkan kaca etalase toko, lalu menjarah seluruh isinya, kemudian diangkuti dengan gratis dan paksa tanpa tersisa lagi bagi si empunya dan lalu mereka bumi hanguskan; mereka bakari gedung, pertokoan dan kendaraan, entah di mana dan siapa pemiliknya. Dan tragisnya, pembakaran itu ada yang berikut ratusan manusia yang terjebak di dalam kerusuhan itu.

Peristiwa Memilukan.

Memilukan, karena begitu sangat besar korban jiwa dan harta yang musnah, hancur tidak dapat dipergunakan lagi. Memilukan, karena akibat kerugian ini akan masih kita rasakan sampai waktu yang tidak diketahui lamanya. Memilukan, karena di saat kita butuh dana besar untuk memulihkan perekonomian justru sarana perekonomian yang sudah ada kita habiskan dan hancurkan. Memilukan, karena modal yang sudah ditanam bersusah payah dari tahun ke tahun menjadi musnah hanya dalam tempo bilangan menit saja.

Memilukan karena banyak WNI turunan Cina yang mengungsi ke luar negeri sebab takut dengan adanya kerusuhan tersebut dan ini berarti mereka akan mengeluarkan dana di luar negeri yang mana sebenarnya dana tersebut sangat dibutuhkan saat ini di dalam negeri; dan di samping itu kepergian mereka juga berarti mereka harus menutup toko/ usahanya yang berarti akan mengganggu jalannya roda ekonomi.

Memilukan karena banyak warga negara asing yang merasa takut datang ke negara kita, baik sebagai turis maupun sebagai pengusaha/pedagang (atau penanam modal = investor) dan berarti mengurangi masuknya dana ke dalam negeri sehingga makin melemahkan perekonomian kita pula.

Peristiwa Memalukan.

Memalukan, karena bangsa yang berbudi dan berbudaya tinggi ini berubah menjadi bangsa bertemperamen tinggi. Memalukan karena kita bangsa yang beradab telah berubah menjadi biadab. Memalukan, karena wajah yang manis berubah menjadi bengis; wajah nan sabar berubah menjadi wajah barbar nan kasar. Memalukan karena tindakan yang selama ini penuh belas kasihan berubah menjadi buas beringasan. Memalukan karena ucapan manis penuh senyuman telah berubah menjadi umpatan penuh kutukan. Memalukan karena the smiling people berubah menjadi the killing people; yang dulu malu-malu kini berubah menjadi memalukan.

Memalukan umat Islam, karena seolah-olah pengrusakan dan penjarahan itu dilakukan oleh golongan Islam. Buktinya banyak rumah, pertokoan atau kompleks perumahan yang di depan pintu, di pagar atau di mulut jalannya diberi tulisan a.l. “milik pribumi asli muslim” ditambah lagi dengan tulisan beraksara Arab yang berbunyi “Allahu Akbar” dan “Bismillah” ditambah pula dengan sajadah untuk sholat agar lebih meyakinkan (Padahal orang tahu bangunan itu milik orang Cina yang non Muslim), dengan harapan agar miliknya tidak ikut kena jarah. Pantas saja kalau berita di tv atau di media cetak banyak terlihat WNI turunan Cina yang pergi ke luar negeri (Spt Singapura dan Australia) selama kerusuhan terjadi.

Masya Allah ada apa ini? Mengapa sebagian bangsaku menjadi seperti ini? Seperti tidak pernah kenal Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah hidup sejak zaman nenek moyang; seperti tidak kenal ajaran agama maupun petuah para orang tua.

Tanda-tanda apa ini? Mengapa mereka kembali menjadi seperi orang biadab? Seperti tidak pernah diajarkan adab ketimuran maupun adab keagamaan kepada mereka. Mereka yang dulu hidup secara gotong royong untuk membangun kini bergotong royong untuk merusak dan menghancurkan.

Tindakan ANARKI, kata sebagian orang. Komentar sebagiannya lagi, penjarahan ini terjadi karena adanya kesenjangan sosial, adanya kemiskinan yang sangat menyolok, adanya pengangguran dsbnya.

Mengapa Bertindak Anarki

Apa sebenarnya anarki itu yang rasanya tiba-tiba saja menjadi populer diucapkan oleh banyak orang?. Anarki berasal dari bahasa Greek yang artinya “tanpa pemerintahan”; berarti : (1) hal tidak adanya pemerintahan, undang-undang, peraturan atau ketertiban; (2) kekacauan (di suatu negara).

Bila kita menguak sejarah masa lalu, maka akan ditemukan asal mula populernya istilah ini, yaitu ketika seorang Perancis bernama Jean Jacques Rouseau (thn. 1712-1778) menulis buku yang berisikan doktrin anarkisme yang menggambarkan tentang masyarakat tanpa kekuasaan politik yang mengawasi dan mengatur tingkah laku manusia. Doktrin tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa manusia pada hakekatnya adalah baik dan dapat hidup teratur dalam keadaan sederhana dengan cukup kebahagiaan, serupa dengan dalam kehidupan orang-orang primitif. Doktrin tersebut sebenarnya merupakan idealisasi dari kehidupan primitif dan di lain pihak merupakan salah satu reaksi terhadap keadaan pada masa itu, ketika kehidupan dikuasai oleh raja-raja yang berkuasa mutlak dengan segala penindasan yang didasarkan pada kekuasaan mutlak tadi.

Dalam perjalanan sejarah selanjutnya, doktrin ini dipraktekkan sebagai gerakan politik oleh orang Rusia bernama Mikhail Bakunin (1814-1876). Di Rusia ini kemudian berkembang bersama faham komunis, disebut sistem anarkis komunisme. Kegiatan yang dilancarkan mereka banyak dengan cara membunuh pejabat pemerintah seperti tsar Rusia Alexander II, presiden Perancis Sadi Carnot, ratu Austria Elizabeth dan presiden Amerika Serikat William McKinley, dll. Tujuan utama kegiatan mereka adalah menggabungkan anarkisme dengan kekerasan di dalam perasaan masyarakat umum; memberikan rasa takut.

Bagaimana pandangan Islam terhadap anarkisme ini? Islam sudah jelas sangat menentang segala bentuk tindakan kekerasan baik yang dapat menghilangkan jiwa maupun tidak, sesuai firman Allah SWT pada surah Al Buruj ayat 10 yang telah disampaikan di atas.
Allah SWT juga telah berfirman : “Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan.” (Asy Syu’araa : 183)

Menghindari Anarki Cara Islam.

Berdasarkan sejarah diatas terlihat bahwa tindakan anarki timbul dari :

1. Tidak merasa puas pada pemerintahan yang ada, sebab kekuasaan mutlak yang dimiliki oleh raja penguasa kerajaan itu menyebabkan rakyat tidak leluasa dalam berpolitik dan berekonomi karena semua sudah dikuasai oleh golongan elite (raja dan para bangsawan). Rakyat hanya sebagai buruh yang ditindas oleh golongan tersebut.

2. Akibat dari no.1 di atas, rakyat menjadi sangat miskin sedangkan golongan kaya tidak memberikan bantuan, justru malah mereka lebih menekan orang yang tertindas ini. Dengan demikian jurang pemisah, kesenjangan (gap) antara golongan kaya/bangsawan/elite dengan rakyat golongan rendah/miskin semakin dalam dan lebar.

Jelas Islam tidak sejalan dengan praktek di atas dan bahkan Islam sudah memberikan jalan keluar agar terhindar darinya a.l. yaitu :

1). Untuk menghindari kekuasaan mutlak di tangan satu orang atau kelompok saja yang akhirnya dapat menimbulkan tindakan kekerasan, penindasan maka Islam mengajarkan agar puncak kekuasaan hendaklah dipegang oleh orang Muslim yang bertaqwa dan amanah. (Lihat Surah Ali Imraan : 28 dan Surah Al Anfaal : 27) ; yang memegang kendali pemerintahan secara adil bagi seluruh umat (a.l. yaitu adil dalam upaya menyediakan keperluan sandang pangan papan dan pendidikan; adil dalam memberi sanksi hukum) (Lihat Surah An Nisaa’ : 135 dan Surah Al Maai-dah : 8).
Bila keadilan bagi seluruh rakyat itu dijalankan dengan benar maka dalam pemerintahan yang adil itu tidak akan terdapat praktek-praktek seperti KKN (kolusi, korupsi, koncoisme dan nepotisme) yang merugikan masyarakat banyak.

2). Untuk menghindari tindakan kekerasan maka harus ada hukum/undang-undang yang mengatur dan mengawasi dan dijalankan secara adil kepada semua golongan/orang (Lihat Surah An Nisaa’ : 105 dan Surah Al Maai-dah : 42).

3). Untuk menghindari kesenjangan sosial yang dapat menimbulkan kerawanan sosial maka harus ada bantuan dana yang mengalir dari si kaya kepada si miskin. Dalam hal ini Islam mengaturnya dalam bentuk pengeluaran zakat, infaq dan sadaqah (Lihat Surah An Nahl : 71 dan Surah An Nuur : 22).

Bila kita secara benar (kaffah) dan teguh (istiqomah) dalam menjalankan syariat Islam, maka Insya Allah akan terhindar dari tindakan anarki. Demikian, semoga bermanfa’at.

Waladzikrullahi Akbar.

Jum'at, 3 Safar 1419 H - 29 May 1998

Tidak ada komentar:

Posting Komentar