Sabtu, 10 Juli 2010

SHIYAM - Meningkatkan Taqwa

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Dalam Al Qur'an, Allah SWT berfirman ; Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa". (Al Baqarah : 183)

Selang beberapa hari lagi Insya Allah bila umur panjang kita akan bertemu bulan mulia, bulan pelebur dosa, bulan Ramadhan, bulan puasa sebagaimana dengan perintah Allah SWT pada umat terdahulu maka puasa, shaum/shiyam di bulan Ramadhan itu adalah wajib bagi orang-orang yang beriman.

Wajib bagi mukminin dan mukminat muslimin dan muslimat yang sudah aqil baligh pada siang hari di bulan Ramadhan; sehingga bila berhalangan harus diganti dengan puasa pada hari lain atau dengan cara membayar fidyah bagi yang tidak mampu puasa (sebab sakit, uzur dsbnya); sesuai firman Allah SWT : Artinya : "(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui". (Al Baqarah : 184)

Nilai Pahala Puasa.

Hari-hari puasa di bulan Ramadhan bukanlah hanya sekedar menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya sejak dari waktu fajar sampai maghrib, namun lebih besar dari itu sebab merupakan hari-hari yang penuh dengan kesempatan untuk meningkatkan taqwa, ibadah dan amal sholeh pada tiap hitungan detiknya, dimana pintu pintu surga akan dibukakan lebar-lebar untuk rahmah, maghfirah Allah kepada hamba-Nya yang beriman dan berpuasa secara benar.
Nabi SAW telah bersabda : "Apabila bulan Ramadhan datang maka dibukalah pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta dibelenggulah setan-setan". (HR. Bukhari dan Muslim)

Puasa adalah ibadah rahasia; yang tahu hanya orang yang berpuasa itu sendiri dan Allah. Itulah sebabnya sungguh besar nilai pahala puasa itu (Hanya Allah yang Maha Mengetahui karena puasa itu Allah sendiri yang membalasnya).
Rasulullah SAW bersabda : "Allah Azza wa Jalla berfirman : "Setiap amal anak Adam itu membawa manfaat bagi dirinya sendiri kecuali puasa, karena puasa adalah untuk-Ku dan Aku sendirilah yang akan membalasnya. Puasa itu adalah perisai. Apabila ada hari puasa salah seorang diantara kalian, maka janganlah ia berkata kotor dan gaduh. Jika seseorang memakinya atau memusuhinya hendaklah ia mengatakan : "Sesungguhnya aku sedang berpuasa". Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada dalam genggaman-Nya, bau mulut orang yang sedang berpuasa bagi Allah lebih harum daripada bau minyak kesturi. Orang yang berpuasa mengalami dua kegembiraan yaitu kegembiraan ketika berbuka puasa dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya karena besarnya pahala puasa". (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah SAW telah bersabda : "Tidaklah seorang hamba yang mengerjakan puasa karena Allah, melainkan Allah menjauhkan diri nya dari neraka sejauh perjalanan tujuh puluh tahun karena puasanya yang sehari itu". (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW bersabda pula : "Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap keridlaan Allah (imanan wa ihtisaban) maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu". (HR. Bukhari)

Perbanyak Amal Sholeh.

Janganlah di antara kita ada yang termasuk pada orang yang merugi yaitu orang yang menemui bulan Ramadhan tetapi tidak terampuni dosa-dosanya; sebab bulan berkah itu berlalu begitu saja tanpa sedikitpun diisi dengan amal sholeh.
Rasulullah SAW bersabda : "Malaikat Jibril datang kepadaku dan berkata : "Rugilah (kecewa) orang yang bila namamu disebut dia tidak mengucapkan shalawat atasmu". Aku mengucap : "Amin". "Rugi orang yang berkesempatan hidup bersama kedua orangtuanya tetapi dia tidak sampai bisa masuk ke surga". Aku berkata : "Amin". Jibril berkata lagi : "Rugi orang yang berkesempatan hidup pada bulan Ramadhan, tetapi tidak sampai terampuni dosa-dosanya". Lalu aku mengucapkan : "Amin". (HR. Ahmad)

Agar termasuk golongan yang beruntung, isilah bulan mulia itu dengan puasa yang sempurna, menjaganya dari perkara yang dapat membatalkan pahala puasa seperti dusta, fitnah, ghibah (membicarakan orang), namimah (adu domba), sumpah palsu dan pandangan bernafsu, karena sabda Nabi SAW : "Betapa banyak orang berpuasa namun tidak memperoleh sesuatu dari puasanya itu selain rasa lapar dan haus". (HR. An Nasaa-i dan Ibnu Majah).
Rasulullah SAW menegaskan : "Barangsiapa tidak mau meninggalkan omongan bohong dan memperbuatnya, maka tidak ada kebutuhan bagi Allah dalam diri orang yang berpuasa meninggalkan makanan dan minumannya". (HR. Bukhari)

Amalan wajib dilipatgandakan pahalanya pada bulan ini dan pahala amalan sunat disetarakan dengan amalan wajib, demikian diriwayatkan dari Salman Al-Farisi ra bahwa Rasulullah SAW menyampaikan khutbah pada akhir bulan Sya'ban : "Wahai manusia, sesungguhnya bulan yang agung dan penuh barakah, bulan yang di dalamnya terdapat lailatul qadar yang (nilainya) lebih baik daripada seribu bulan telah menaungi kamu sekalian. Suatu bulan dimana Allah mewajibkan puasa pada (siang hari)nya dan menjadikan shalat pada malam harinya sebagai amalan sunnat. Barangsiapa yang mengerjakan perbuatan sunnat pada bulan itu maka ia seolah-olah mengerjakan perbuatan fardlu pada selain bulan itu. Barangsiapa yang mengerjakan perbuatan fardlu pada bulan itu maka ia seolah-olah mengerjakan 70 perbuatan fardlu pada selain bulan itu. Ramadhan adalah bulan shabar, dan shabar itu balasannya adalah sorga. Ia adalah bulan pertolongan dan bulan dimana pada saat itu rizki orang mukmin bertambah. Barangsiapa yang memberi buka kepada orang yang berpuasa maka ia mendapatkan (pahala) memerdekakan budak dan mendapat ampunan atas dosa-dosanya". Kami berkata : "Wahai Rasulullah, tidak semua dari kami mempunyai makanan yang bisa dipakai untuk berbuka bagi orang yang berpuasa". Beliau bersabda : "Allah memberikan pahala ini kepada orang yang memberi buka kepada orang yang berpuasa (meskipun hanya) seteguk air susu, sebutir kurma atau air minum. Barangsiapa yang membuat kenyang orang yang berpuasa maka ia mendapat ampunan atas dosa-dosanya dan Tuhannya akan memberinya minuman dari telagaku, suatu minuman yang tidak akan pernah haus lagi sesudah meminumnya, sampai ia masuk sorga, dan ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa itu. Bulan Ramadhan permulaannya adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, dan penghabisan nya adalah pembebasan dari neraka. Dan barangsiapa yang memperingan budaknya pada bulan itu maka Allah memerdekakannya dari api neraka". (Dalam Tanbihul Ghafilin)

Hikmah Puasa.

Al Baqarah ayat 183 menyebutkan bahwa sasaran puasa Ramadhan yang utama adalah agar menjadi orang bertaqwa. Menurut hukama kata taqwa itu terdiri dari huruf :

1. Taa - dari Tawadhu, berarti rendah hati. Sadar akan kelemahan, keterbatasan dan kerendahan diri sebagai manusia karena ada Al-Kholiq, Yang Maha Besar. Sikap tawadhu menjadikan orang tidak sombong.

2. Qaaf - dari Qana’ah, berarti merasa cukup terhadap yang telah dikaruniakan Allah. Sifat ini menjadikan orang itu selalu bersyukur terhadap nikmat yang ada dan tidak mengejar duniawi dengan cara-cara haram.

3. Waw - dari Wara’, berarti meninggalkan yang syubhat (diragukan halal/haramnya). Sifat ini menghasilkan orang yang selalu terpelihara dari yang haram.

Jadi orang taqwa adalah yang memiliki tiga sifat di atas. Oleh sebab itu memang benar firman Allah bahwa berpuasa jauh lebih baik daripada tidak berpuasa dan semoga Ramadhan tahun ini lebih meningkatkan ketaqwaan kita. Amin.

Jum'at, 26 Sya’ban 1418 H - 26 Desember 1997

Tidak ada komentar:

Posting Komentar