Sabtu, 03 Juli 2010

JUM'AT - Kebaikan Bagi Yang Mengikutinya

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Dalam Al Qur'an, Allah SWT berfirman ; Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk shalat pada hari Jum'at, maka hendaklah kamu bersegera untuk mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Demikianlah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui. Maka apabila telah ditunaikan shalat, maka hendaklah kamu bertebaran di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah sebanyakbanyaknya supaya kamu beruntung". (Al Jumu'ah : 9-10)

Jika adzan untuk sholat Jum’at diserukan maka segera tinggalkan urusan dunia untuk mencari bekal akhirat, demikian perintah Allah SWT dalam surah Al Jumu’ah ayat 9 di atas. Sa’at itu meninggalkan tempat kerja (urusan dunia) menuju ke sholat Jum’at (urusan akhirat) adalah lebih baik.

Adab Pada Hari Jum’at.

Mengapa lebih baik dan apa yang harus dilakukan oleh seseorang Muslim agar memperoleh kebaikan hari Jum’at itu? Sabda Nabi SAW : "Seorang lelaki yang mandi pada hari Jum'at dan bersuci diri semampu ia bersuci, memakai minyak wangi atau wewangian, kemudian ia keluar ke masjid, tidak memisahkan antara dua orang yang sedang duduk untuk dilompati, lalu ia mengerjakan shalat sesuai yang telah ditentukan baginya, kemudian ia diam ketika imam (khatib) sedang berkhutbah, maka pasti dosanya diampuni antara Jum'at itu dengan Jum'at yang lalu". (HR. Bukhari)

Jadi yang harus dilakukan ketika menuju sholat Jum’at adalah :

1. Merapikan penampilan.
Mandi, berpakaian yang baik (yang afdhol warna putih) dan memakai wewangian. Lalu menuju ke masjid dan berjalan dengan anggun. Sabda Nabi SAW : “Apabila diserukan untuk shalat datanglah dengan berjalan dengan tenang. Apa yang dapat kamu ikuti shalatlah dan yang tertinggal lengkapilah”. (HR. Ahmad)

2. Berangkat lebih awal.
Berangkat segera lebih awal (agar dapat shaf pertama), maka pahalanya seperti orang yang berkurban unta, demikian sabda Nabi SAW : "Apabila tiba hari Jum'at, malaikat-malaikat berada di tiap-tiap pintu masjid. Mereka menuliskan satu demi satu, menurut urutan mana paling dahulu. Bila imam telah duduk (akan berkhutbah), mereka menutup bukunya dan mereka ikut mendengarkan pelajaran (khutbah)". (HR. Bukhari)
Dalam hadits lain : "Barangsiapa mandi pada hari Jum'at seperti mandi jinabat, kemudian berangkat di saat pertama, maka seolah-olah ia berkurban unta. Barangsiapa berangkat di saat kedua, maka seolah-olah ia berkurban seekor sapi. Barangsiapa berangkat di saat ketiga, maka seolah-olah berkurban seekor kibas bertanduk. Barangsiapa berangkat di saat keempat maka seolah-olah berkurban seekor ayam. Dan barangsiapa berangkat di saat kelima maka seolah-olah berkurban sebutir telur. Lalu apabila imam keluar (untuk berkhutbah) para malaikatpun hadir mendengarkan dzikir". (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Tidak melangkahi orang.
Jangan melompati orang yang duduk dalam upaya maju ke shaf depan. Dari Jabir bin 'Abdullah RA, bahwasanya ada seorang laki-laki masuk masjid pada hari Jum'at, sedangkan Nabi SAW sedang berkhutbah. Ia melangkahi semua manusia, lalu Nabi SAW bersabda : "Duduklah, karena sungguh kalian sudah menyakiti dan membuat terbelakang orang yang datang lebih dulu". (HR. Ibnu Majah)

4. Menuju shaf pertama.
Berangkat lebih awal akan memberi peluang untuk mendapat shaf pertama tanpa harus melompati orang duduk; dan duduk di shaf pertama akan menambah keutamaan yang tidak terbayangkan, demikian sabda Rasulullah SAW : "Sebagus-bagusnya shaf perempuan adalah yang terakhir, adapun yang paling jelek adalah yang pertama. Dan sebagus-bagusnya shaf lelaki adalah yang pertama, sedangkan yang paling jelek adalah yang terakhir". (HR. Ibnu Majah)
Diriwayatkan bahwa Nabi SAW juga bersabda: "Seandainya orang-orang tahu keutamaan yang terdapat pada adzan dan shaf yang pertama niscaya mereka akan mengundi keduanya itu; dan seandainya mereka mengetahui keutamaan yang terdapat pada datang lebih dulu niscaya mereka akan berlomba-lomba untuknya dan seandainya mereka mengetahui keutamaan yang terdapat pada sholat Isya' dan Shubuh dengan berjama'ah niscaya mereka akan mendatangi keduanya itu walaupun dengan merangkak". (Tanbihul Ghafilin)

5. Sholat sunat tahiyatul masjid.
Rasulullah SAW bersabda : "Apabila salah seorang di antara kalian masuk masjid, maka janganlah duduk dulu sebelum mengerjakan shalat 2 raka’at". (HR. Bukhari dan Muslim)

6. Memperbanyak shalawat
Banyak membaca shalawat, karena sungguh besar manfaat yang akan didapat kelak. Sabda Nabi SAW :
"Sesungguhnya hari yang paling utama adalah hari Jum'at, maka perbanyaklah membaca shalawat untukku pada hari itu karena bacaan shalawatmu pasti disampaikan kepadaku". (HR. Abu Daud)

"Orang yang paling dekat denganku nanti pada hari kiamat, adalah mereka yang paling banyak membaca shalawat untukku". (HR. Turmudzi)

"Barangsiapa membaca salawat untukku sekali bacaan maka Allah memberikan salawat (rahmat) kepadanya sepuluh kali, barangsiapa membaca salawat untukku sepuluh kali maka Allah memberi rahmat kepadanya seratus kali, barangsiapa membaca salawat untukku seratus kali maka Allah mencatatnya tertulis di antara matanya kebebasan dari kemunafikan dan kebebasan dari neraka dan di hari kiamat ditempatkan bersama syuhada". (HR. At Thabrani)

7. Mendengar khutbah.
Memperhatikan khutbah tanpa berkata sedikitpun disamping menambah ilmu juga diampuni dosanya. Sabda Rasulullah SAW : "Barangsiapa berwudhu dengan sempurna, kemudian mendatangi shalat Jum'at, lalu mendengarkan (khutbah) dan diam, maka diampunilah dosa yang ia lakukan antara hari itu sampai Jum'at yang lalu ditambah tiga hari. Dan barangsiapa menyentuh kerikil (main-main waktu khatib berkhutbah, tidak mau mendengarkan) maka benar-benar tidak ada gunanya". (HR. Muslim)

8. Diam sa’at imam khotbah.
Rasulullah SAW bersabda : "Apabila kamu menegur kawanmu saat imam berkhotbah pada shalat Jum'at dengan ucapan : "Dengarkan", maka pahala shalat Jum'atmu menjadi batal". (HR. Bukhari dan Muslim)

"Barangsiapa yang berbicara di hari Jum'at pada waktu khatib sedang berkhutbah, maka ia seperti keledai yang memikul Kitab. Dan orang yang mengingatkan orang lain dengan kata "diam", maka tidak sempurnalah Jum'atnya". (HR. Ahmad)

9. Berdo’a.
Di hari Jum’at ada sa’at di mana do’a dikabulkan, dan waktunya sangat sedikit.
Nabi SAW bersabda : "Pada hari Jum'at terdapat sa’at yang apabila seorang muslim memohon kepada Allah sesuatu kebaikan maka Allah akan memberinya, yaitu saat antara duduknya seorang imam (khatib) sampai usainya shalat". (HR. Muslim).

Jumat Hari Ini Harus lebih Baik.
Dengan melaksanakan adab diatas Insya Allah pahala Jum’at akan diperoleh. Jangan seperti orang yang datang sa’at sholat dimulai sehingga tidak mendengar khutbah. Adapula yang berbicara ketika khutbah disampaikan. Sayang sekali karena khotib itu mengajar ilmu dan mengajak hadirin meningkatkan ketaqwaan kepada Allah, sehingga hari itu bertambahlah ilmu dan keberkahan bagi yang mengikutinya.
Sabda Rasulullah SAW : "Apabila aku didatangi oleh sesuatu hari dan aku tidak bertambah ilmu pada hari itu yang dapat mendekatkan diriku kepada Allah 'Azza wa jalla, maka tidak ada keberkahan untukku dalam terbitnya matahari pada hari itu". (HR. Thabrani)

Apakah Jum’at hari ini akan berlalu begitu saja tanpa ada sesuatu yang berarti? Janganlah termasuk pada golongan orang yang merugi sesuai sabda Rasulullah SAW : "Ada tiga golongan yang mendatangi shalat Jum'at. Seorang laki-laki mendatangi shalat Jum'at, ia melakukan perbuatan yang tidak berguna, maka itulah hasil yang dia peroleh dari shalat Jum'atnya. Dan seorang laki-laki mendatanginya dengan berdo'a, maka inilah laki-laki yang berdo'a kepada Allah. Jika Allah menghendaki maka akan memberikan kepadanya dan jika Allah menghendaki maka tidak memberinya. Dan seorang laki-laki yang menghadiri Jum'at dengan mendengarkan (khutbah) dan diam serta tidak melangkahi leher orang muslim dan tidak menyakiti (hati) seseorang, maka Jum'at itu akan melebur dosa sampai Jum'at berikutnya dan tambah tiga hari lagi. Demikian itu Allah telah berfirman ; Artinya : "Barangsiapa datang dengan kebaikan maka baginya (balasan) sepuluh (kali) seperti kebaikan itu (Al An'aam : 160)". (HR. Abu Dawud)

Sanksi Bila Tidak Hadir Jum’at.
Kalau ada kebaikan yang sangat besar akan didapatkan seseorang apabila dia mengikuti Jum’at maka tentu ada pula keburukan yang akan diperoleh bila seseorang itu tidak pergi Jum’at tanpa udzur atau tidak mau atau enggan mengikuti Jum’at itu.
Kata Imam Abu Hanifah hanya ada empat orang saja yang tidak diwajibkan shalat Jum'at yaitu wanita, budak, orang yang sakit dan musafir. Dengan demikian apabila ada orang yang tidak termasuk kepada empat golongan di atas dan dia tidak hadir dalam Jum’at tanpa udzur sebanyak tiga kali berturut-turut maka hati orang itu akan tertutup dari hidayah, tertutup dari petunjuk.

Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa meninggalkan shalat Jum'at karena meremehkannya tanpa suatu alasan maka Allah Tabaroka wata'ala akan mengunci hatinya". (HR. Bukhari dan Muslim).
Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda pula : "Barangsiapa meninggalkan sholat Jum'at sampai tiga kali tanpa 'udzur, maka Allah akan menutup hatinya (dari memperoleh petunjuk)". ( HR. Ibnu Majah)
Dari Abil Ja'ad Ad Domri bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa meninggalkan 3 kali Jum'atan karena menyeleweng maka Allah mengunci mati hatinya". (HR. Abu Dawud, Turmudzi dan Nasaa'i)

Oleh karena itu mulai hari ini tanggalkan dan tinggalkan kebiasaan meninggalkan shalat Jum'at tanpa ‘udzur, karena kalau tidak maka hati akan tertutup, terkunci dari mendapat petunjuk hingga karena hati tertutup maka hanya dosa-dosa sajalah yang akan dilakukan oleh seseorang yang tidak mau mengikuti Jum’at itu. Padahal kalau dia mengikuti Jum’at maka dari satu Jum'at ke Jum'at berikutnya justru akan menghapuskan dosa-dosanya. Rasulullah SAW bersabda : "Sholat lima waktu apabila dikerjakan setiap hari dan sholat Jum'at pertama hingga Jum'at berikutnya adalah merupakan penebus dosa-dosa yang diperbuat pada saat itu, sepanjang bukan perbuatan dosa-dosa besar". (HR. Muslim)

Kalau hati telah terkunci mati maka petunjuk, hikmah kebenaran tidak akan dapat lagi diterima, selanjutnya dari satu dosa ke dosa yang lain akan selalu diperbuat sehingga termasuklah orang itu ke dalam golongan orang yang tersesat. Semakin banyak dosa yang diperbuat maka akan semakin tertutup pula hatinya. Janganlah termasuk kepada golongan mereka karena azab dari Allah sangat berat ; dalam Al Qur'an disebutkan ; artinya : "Allah telah menutup hati dan pendengaran mereka, dan pada penglihatan mereka ada penutup; dan bagi mereka azab yang berat". (Al Baqarah : 7)

Rasulullah SAW bersabda : "Seorang mukmin, apabila berbuat suatu dosa, akan tampak suatu titik hitam di hatinya. Maka jika ia bertobat dan beristighfar, hatinyapun menjadi bersih kembali. Tetapi jika ia menambah perbuatan dosanya, titik-titik hitam itupun makin bertambah, sedemikian sehingga meliputi seluruh hatinya. Dan itulah kotoran dan kenistaan yang menutupi hati, sebagaimana disebutkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya ; Artinya : "Sebenarnyalah apa-apa (dosa-dosa) yang mereka lakukan itu menutupi hati mereka (Al Muthaffifiin : 14)". (HR. Tirmidzi)

Rasulullah SAW bersabda : "Orang-orang boleh memilih, mau menghentikan kebiasaan meninggalkan shalat Jum'at atau Allah sungguh-sungguh akan menutupi hati mereka, hingga mereka benar-benar menjadi orang-orang yang lalai". (HR. Muslim)

Pilihan terbaik tentu saja menghentikan kebiasaan meninggalkan shalat Jum'at dan segera bertaubat serta tidak akan mengulangi; karena tidak ada keberkahan, tidak akan berlaku semua amalan-amalan yang telah dilakukan sampai seseorang itu bertaubat. Diriwayatkan dalam suatu hadits dari Jabir RA, bahwa Rasulullah SAW telah berkhutbah kepada mereka : "Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah sebelum kalian mati, bergegaslah kalian dengan amal-amal shaleh sebelum kalian sibuk, sambunglah oleh kalian apa yang ada antara kalian dan antara Tuhan kalian dengan memperbanyak ingat kalian kepada-Nya dan memperbanyak sedekah dalam keadaan samar dan terang-terangan, maka kalian akan diberi rizki, kalian akan ditolong, dan kalian akan diberi ganti. Dan ingatlah sesungguhnya Allah mewajibkan Jum'at kepada kalian ditempatku ini, pada hariku ini, didalam bulanku ini, didalam tahunku ini sampai hari kiamat. Barangsiapa meninggalkan Jum'at semasa hidupku atau sesudahku, ia mempunyai pemimpin yang adil atau jahat, karena meremehkan Jum'at dan menentang Jum'at, maka Allah tidak akan mengumpulkan barangnya yang terpisah-pisah dan tidak akan memberi berkah kepada nya didalam urusannya, dan tidak ada shalat baginya, tidak ada zakat baginya, tidak ada haji baginya, tidak ada puasa baginya, dan tidak ada kebaikan baginya, sehingga ia bertaubat. Barangsiapa bertaubat maka Allah akan menerima taubat atasnya". (HR. Ibnu Majah)

Waladzikrullahi Akbar

Jum'at, 14 Dzulka’dah 1418 H - 13 Maret 1998

Tidak ada komentar:

Posting Komentar