Minggu, 20 Juni 2010

SESAMA MUSLIM BERSAUDARA - Mengapa Harus Saling Berkelahi?

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Dalam Al Qur'an Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (An Nisaa’ : 59)

Masa kampanye sudah di mulai. Jakarta sebagai pusat negara yang juga menjadi pusat seluruh partai yang ada diperkirakan bakal menjadi padang “pertempuran” kampanye Pemilu yang paling ramai dan sekaligus rawan. Pendapat ini berdasarkan pada pengalaman Pemilu pada tahun-tahun yang sudah. Tahun-tahun yang lalu dengan 3 partai saja sudah ramai dan rusuh, apalagi sekarang. Ada 48 partai yang bertarung, adu taktik dan strategi untuk mencari dan mengumpulkan massa, sampai keluar isu ada dana JPS dipakai untuk ber money politic. Bagi partai-partai itu yang penting ialah massa itu nanti memberikan suaranya pada saat hari pencoblosan nanti. Cari massa dan suara sebanyak mungkin agar para caleg nya lolos ke DPR/MPR. Partai yang paling banyak mendapatkan suara berarti paling banyak mempunyai wakil di DPR/MPR dan mereka pula yang berhak menentukan Presiden, susunan kabinet dan jalannya roda pemerintahan untuk masa 5 tahun ke depan.

Menurut jadwal kampanye, setiap harinya di Jakarta akan ada 10 partai yang berkampanye. Dan setiap partai mendapat kesempatan berkampanye untuk 3 putaran. Dengan demikian masa kampanye dapat makan waktu selama 2 minggu. Bisa dibayangkan bagaimana was-was dan khawatirnya hati selama 2 minggu ini. Dengan 1 saja setiap hari pada tahun-tahun lalu sudah membuat rasa takut, bagaimana pula dengan sekali gus 10 partai?

Pantas saja apabila tiket-tiket perjalanan ke Singapura, Hongkong dan Australia sudah habis dipesan. Mereka sudah berjaga-jaga. Bila sewaktu-waktu situasi tidak aman mereka dapat secepatnya terbang. Tapi bagi kita yang tidak mampu? Apa yang akan terjadi. Mungkinkah terkoyak lagi luka-luka akibat tragedi tahun lalu yang memakan korban harta dan bahkan nyawa yang sampai sekarangpun masih belum terobati? Wallahu ‘alam. Kita hanya berdo’a semoga situasinya aman, menentramkan hati. Amien.

Memang aturan main kampanye sudah ada dengan rambu-rambu larangan yang harus dipatuhi dalam rangka mencegah main kayu, main kasar dan mau menang sendiri seperti pada Pemilu yang sudah. Tetapi kelihatannya itupun masih diabaikan para peserta. Pada masa pra-kampanye sudah ada yang berlaku seperti kampanye, mengadakan pertemuan dalam jumlah besar dengan dalih temu ini temu itu. Itulah politik. Penuh tipu daya. Dan yang menakutkan dari pertemuan itu, berakhir dengan keRUSUHan. Membuat kita takut dan khawatir. Kalau ada yang mencoba menghibur dengan berkata, “Jangan takut. Jangan keluar negeri. Situasi aman terkendali. Para aparat satuan pengamanan Pemilu dan satgas dari partai-partai sudah siap mengantisipasi setiap kemungkinan yang akan terjadi." Tetapi rasanya tetap saja was-was. Bagaimana tidak. Di masa pra kampanye saja situasinya sudah rusuh.

Yang paling mengherankan, sekaligus memprihatinkan kita umat Islam adalah kejadian di Jepara. Sesama umat Islam, saling hujat, maki, baku hantam bahkan saling bunuh. Mengapa ya? Bukankah Nabi SAW telah memberikan peringatan dan petunjuk : “Mencaci-maki orang Islam adalah kefasikan dan memeranginya adalah kekafiran.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadist lain dinyatakan: “Janganlah kalian kembali – sesudah kutinggalkan -- menjadi orang-orang kafir, dimana sebagian kalian membunuh sebagian yang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits riwayat Miqdad bin Aswad ra. ia berkata: Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku bertemu dengan seorang kafir, lalu dia menyerangku. Dia penggal salah satu tanganku dengan pedang, hingga terputus. Kemudian dia berlindung dariku pada sebuah pohon, seraya berkata: Aku menyerahkan diri kepada Allah (masuk Islam). Bolehkah aku membunuhnya setelah dia mengucapkan itu? Rasulullah saw. menjawab: “Jangan kau bunuh dia.” Aku memprotes: Wahai Rasulullah, tapi dia telah memotong tanganku. Dia mengucapkan itu sesudah memotong tanganku. Bolehkah aku membunuhnya? Rasulullah saw tetap menjawab: “Tidak, engkau tidak boleh membunuhnya. Jika engkau membunuhnya, maka kedudukannya seperti kedudukanmu sebelum engkau membunuhnya, dan kedudukanmu seperti kedudukannya sebelum dia mengucapkan kalimat yang dia katakan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ada Apa Ini?
Bukankah kita adalah bersaudara sebangsa dan bahkan bersaudara sesama umat Islam? Mengapa kita abaikan petunjuk Nabi ? ; “Seorang muslim itu adalah saudara muslim lainnya. Dia tidak boleh menganiaya dan menyusahkannya. Barangsiapa yang memenuhi hajat saudaranya, maka Allah akan memenuhi hajatnya. Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah akan melapangkan satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan hari kiamat nanti. Dan barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Tetapi mengapa bermusuhan dan saling menzhalimi? Bukankah sangat berat azab bagi orang zhalim?
“Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung akan mengulur-ulur waktu bagi orang yang zhalim. Tetapi ketika Allah menyiksanya, maka Dia tidak akan melepaskannya. Kemudian beliau membaca firman Allah (Hud : 102): “Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zhalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Astaghfirullahal’azhim. Cobaan dan azab apa lagi yang akan ditimpa-kan kepada bangsa kami atas ke-zhaliman ini? Ada apa ini? Pada diri umat Islam? Sangat mudah marah, emosional dan gampang terhasut? Bukankah Nabi SAW mengatakan agar kita jangan marah sampai tiga kali di ulang-ulang, yang menunjukkan betapa pentingnya hal itu? Mengapa masih juga ditunjukkan kemarahan saat akan menunjukkan kekuatan? Bukankah Nabi Saw telah menyampaikan dalam hadits : “Kekuatan itu bukanlah dengan kemenangan bergumul. Tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat menguasai dirinya saat marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ada apa ini? Ada pimpinan partai yang berkelahi itu tidak mau mengadakan musyawarah dengan partai lainnya untuk mencari jalan keluar. Dia merasa di pihak yang benar. Padahal Rasulullah saw. bersabda:
“Sesungguhnya laki-laki yang paling dibenci oleh Allah ialah yang sangat bermusuhan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ada apa ini? Padahal ada ulama di partai-partai Islam yang berkelahi itu. Apakah mereka terpana dengan silau dunia, terlena pada empuknya “kursi” dunia? Seakan-akan mereka itu tidak melihat, tidak mendengar. Apakah hati mereka telah tertutup? Ada apa ini? Kita mengaku Islam, pasrah, tunduk patuh kepada perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya (Aslama yuslimu islaman), tapi perilaku kita sebaliknya.

Ada apa ini? Kita mengaku sebagai Mukmin (orang beriman), tapi adab dan akhlak kita tidak memberikan rasa aman kepada lingkungan di sekitar kita. Pengakuan iman kita baru sebatas lisan saja, belum mengalir ke seluruh tubuh mendarah daging, meresap di hati dan kemudian tercermin dalam akhlak sehari-hari. Ini terbukti ketika ujian iman dari Allah SWT datang : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (Al ‘Ankabuut : 2)

Ikrar iman kita diuji dan kita gagal.
Ada apa ini? Kalau sesama Muslim bersaudara, mengapa partai-partai Islam itu tidak bersatu, berkoalisi atau apapun namanya untuk memperjuangkan aspirasi Islam di forum DPR/MPR kelak sehingga tercapai cita-cita Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil makmur gemah ripah loh jinawi tata tentram karta raharja berazas Pancasila; ber Ke-tuhanan Yang Maha Esa dengan melaksanakan syariat Islam bagi pemeluknya dan Indonesia menjadi negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur?
Firman Allah SWT : “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di ja-lan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash Shaff : 4)

Rasulullah saw. bersabda: “Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan di mana sebagian menguatkan sebagian yang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi, mengapa kita sesama Muslim harus berkelahi? Ada apa ini?

Waladzikrullahi Akbar

Jum'at, 5 Shafar 1420, 21 May 1999

1 komentar:

  1. Saya sangat bersyukur kepada Ibu Fraanca Smith karena telah memberi saya
    pinjaman sebesar Rp900.000.000,00 saya telah berhutang selama
    bertahun-tahun sehingga saya mencari pinjaman dengan sejarah kredit nol dan
    saya telah ke banyak rumah keuangan untuk meminta bantuan namun semua
    menolak saya karena rasio hutang saya yang tinggi dan sejarah kredit rendah
    yang saya cari di internet dan tidak pernah menyerah saya membaca dan
    belajar tentang Franca Smith di salah satu blog saya menghubungi franca
    smith konsultan kredit via email:(francasmithloancompany@gmail.com) dengan
    keyakinan bahwa pinjaman saya diberikan pada awal tahun ini tahun dan
    harapan datang lagi, kemudian saya menyadari bahwa tidak semua perusahaan
    pinjaman di blog benar-benar palsu karena semua hautang finansial saya
    telah diselesaikan, sekarang saya )  memiliki nilai yang sangat besar danusaha bisnis yang patut ditiru, saya tidak dapat mempertahankan ini untuk
    diri saya jadi saya harus memulai dengan membagikan kesaksian perubahan
    hidup ini yang dapat Anda hubungi Ibu franca Smith via email:(
    francasmithloancompany@gmail.com)

    BalasHapus