Selasa, 22 Juni 2010

MATI - Tiap Jiwa Akan Merasakan Pedihnya

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Dalam Al Qur'an Allah SWT berfirman ; artinya : "Tiap-tiap jiwa akan merasakan (pedihnya) mati dan sesungguhnya akan dipenuhi pahala kamu di hari kiamat. Maka barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasuk kan ke dalam surga maka sungguh dia telah menang. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan". (Aali 'Imraan : 185)

Minggu pagi, 31 Agustus 1997, dunia gempar lagi dengan berita sosok wanita Public Figure, seorang Lady, Princess of Wales dari negeri monarki Inggris yang aktif di l.k. 100 badan sosial tingkat dunia dan dikenal di sini dengan nama Putri Diana. Kegemparan kali ini karena kematiannya yang mengenaskan, dengan sang pacar mengalami kecelakaan di Paris saat kendaraan mereka dikejar-kejar oleh para paparazzi (juru foto). Kisahnya bermula mirip dongeng Cinderela, versi abad 20; menikah dengan Pangeran gagah. Lalu setelah menikmati masa-masa bahagia yang dikaruniai dua putra, disusul pula dengan kesedihan yang tiada putus berupa perselingkuhan. Kemudian mahligai perkawinanpun retak dan harus diakhiri dengan pisah, cerai. Dan klimaks dari rangkaian cerita itu, kejadian pada Minggu dinihari waktu Paris, kecelakaan, parah dan kematian. Tragis memang, tenar karena dibesar-besarkan media massa (Terutama oleh para paparazzi, yang berani ambil risiko untuk mendapat foto eksklusif tentangnya dan menjualnya ke media tabloid dengan harga tinggi) dan diakhiri pula karena ulah mereka.

Media-media elektronik dan cetak seakan tidak habis-habisnya memberitakan kejadian ini, sehingga rasa-rasanya seluruh pelosok dunia mengetahui; kecuali TKW, pramuwisma di rumah saya yang kebetulan baru datang dari desa. Itupun karena di sana dia tidak mendengar berita, tidak ada tv, tidak ada surat kabar. Kalaupun ada cuma radio murah ukuran saku yang digunakannya untuk menghibur diri mendengarkan musik dangdut yang mendayu. Setiap ada siaran berita dari RRI Pusat Jakarta yang di relay oleh semua RRI Daerah dan radio-radio swasta PRSSNI, radio kecilpun dimatikan, hemat batere, katanya. Maklum keuangan sedang susah. Harga-harga sudah beranjak naik, malahan ada barang yang hilang dari pasar. Bahkan yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari sekalipun - air - sudah lama tidak ada. Mereka harus berjalan berkilometer untuk hanya seember air. Kering ternyata datang juga melanda desanya di Banjarnegara; yang menurut para ahli cuaca adalah akibat badai El Nino di Asia.

Tidak Ada Yang Tahu Bilamana dan Dimana.
Tidak seorangpun menduga bahwa kematian Putri Diana akan terjadi seperti itu. Memang mati adalah rahasia Allah semata, yang tidak ada satu makhlukpun mengetahui, bilamana dan dimana terjadinya. Yang jelas diketahui adalah setiap jiwa pasti akan merasakan pedih nya mati. Bila telah tiba sa’atnya sesuai keputusan Allah SWT maka utusan-Nya Malaikatul Maut Izrail akan datang menjemput tepat pada waktu dan tempat yang telah ditentukan-Nya. Sembunyi di benteng tinggi dan kokoh, kuat sekali di manapun, mati pasti akan mengunjungi. Tidak ada penundaan dan tidak dapat ditunda lagi. Tidak ada negosiasi alias tawar menawar dan tidak pula ada keringanan. Besar kecil; tua muda; kaya miskin; yang terhormat atau yang hina dina; raja atau rakyat jelata; kalangan atas atau bawah; ulama atau awam; jendral atau kopral; semua sama, harus melalui proses mati. Yang tidak sama mungkin caranya, kejadiannya, tempat dan waktunya.

Demikian firman Allah SWT :

Artinya :"Sesungguhnya Allah di sisi-Nya ilmu (tentang) kiamat, dan Dia menurunkan hujan dan mengetahui apa-apa dalam rahim. Dan tiada seorang mengetahui apa yang akan dikerjakan besok dan tiada seorang mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti". (Luqmaan : 34)

Artinya :"Dan tiap-tiap umat mempunyai ajal maka apabila telah datang ajalnya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak pula dapat memajukannya". (Al A'raaf : 34)

Artinya :"Tiap-tiap jiwa akan merasakan (pedihnya) mati dan sesungguhnya akan dipenuhi pahala kamu di hari kiamat. Maka barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh dia telah menang. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan". (Aali 'Imraan : 185)

Artinya :“Tiap-tiap jiwa merasakan kematian. Dan Kami akan menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kami kamu dikembalikan”. (Al Ambiyaa’ : 35)

Artinya :“Di mana saja kamu berada, niscaya maut akan mendapatkan kamu walaupun kamu berada dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. Dan jika mereka memperoleh kebaikan mereka berkata, “ini dari sisi Allah.” Dan jika mereka ditimpa suatu bencana, mereka berkata, “Ini dari Engkau (Muhammad)”. Katakanlah, “Semuanya dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang (munafik) hampir-hampir tidak dapat memahami perkataan sedikitpun?”. (An Nisaa’ : 78)

Artinya :“Dan Dialah yang berkuasa di atas semua hamba-hamba-Nya, dan dikirimkan-Nya penjaga (malaikat yang mengawasi dan mencatat) untuk kamu, sehingga bilamana kematian datang (tiba) kepada salah seorang di antara kamu, utusan-utusan Kami itu mewafatkan nya dan mereka tidak lalai”. (Al An’aam : 61)

Artinya :“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan kematian, kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan”. (Al ‘Ankabuut : 57)

Artinya :“Yang menciptakan kematian dan kehidupan supaya Dia menguji kamu siapakah yang lebih baik di antara kamu amalnya? Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (Al Mulk : 2)

Artinya : “Katakanlah, bahwasanya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya ia akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepada kamu apa-apa yang telah kamu kerjakan”. (Al Jumuah : 8)

Proses Mati Sangat Pedih.
Setiap jiwa akan merasakan pedihnya mati dan kepedihannya itu bagi orang mukmin digambarkan oleh Rasulullah SAW dengan pedihnya menerima 300 pukulan pedang. Bagaimana pula kepedihan mati bagi mereka yang tidak termasuk kepada golongan mukmin, tentu lebih dahsyat. Wallahu a'lam.

Orang mukmin bagaimana yang tidak merasakan pedihnya mati? Dalam suatu hadits diriwayatkan : "Ketika Allah berkehendak mencabut roh seorang mukmin, maka didatangkanlah seorang petugas (malakul maut) dari arah mulutnya untuk mencabut rohnya, lalu keluar lah dzikir dan berkata : "Tiada jalan bagimu dari arah ini, sebab dzikir kepada Allah melintasi mulutnya". Kemudian kembalilah malakul maut kepada Tuhan dan berkata demikian, demikian. Jawab-Nya : "Cabutlah dari arah lainnya". Maka malakul maut hendak mencabut lewat tangannya, namun tangan orang mukmin itupun menolak, sebab ia selalu dipakai untuk mengulurkan sedekah, menyayang anak yatim, menulis ilmu pengetahuan dan mengangkat senjata/ pedang. Kemudian malakul maut hendak mencabut lewat kakinya, namun kaki juga menolak, alasannya kaki digunakan untuk berjalan menghadiri shalat berjama'ah, shalat Jum'at, shalat hari raya dan majelis-majelis ilmu. Kemudian malakul maut hendak mencabut lewat telinganya, namun telinga itupun menolak dengan alasan selalu dipakai mendengarkan bacaan Al Qur'an dan peringatan/ dzikir. Kemudian malakul maut hendak mencabut lewat matanya, namun matapun juga menolak, alasannya selalu dipakai meneliti, mempelajari dan melihat mushaf dan kitab-kitab. Akhirnya malakul mautpun menyerah dan mengadu kepada Allah, katanya : "Ya Tuhan, aku benar-benar dibuat tidak mampu menjawab argumentasi anggota-anggota tubuh orang mukmin, maka tunjukilah aku cara mencabut rohnya". Jawab-Nya : "Tulislah asma-Ku pada telapak tanganmu, dan perlihatkan pada rohnya, pasti ia bakal keluar dari mulutnya berkat mencintai asma-Ku setelah melihatnya". (Ket. : Karena terlalu asyik melihat asma Allah, maka roh tersebut lupa akan pedihnya mati, sehingga tidak merasakan sakit waktu naza' atau keluarnya roh). (Duratun Nasihin)

Kehidupan Dibalik Kematian.
Setiap jiwa pasti akan merasakan pedihnya mati; itulah sebabnya Islam mengajarkan bila saudara kita muslim meninggal hendaklah kita datang takziah, melayatnya dengan tujuan antara lain :
(1) Memetik ibrah, peringatan bahwa kitapun akan menyusulnya,
(2) Menghibur keluarga yang ditinggal dan membantu meringankan beban misalnya melunaskan hutang si mayit.

Memetik ibrah bahwa kitapun akan menyusul. Kemana? Surah ‘Aali Imraan ayat 185 tersebut di atas menyatakan, hanya ada dua tempat saja kehidupan dibalik kematian itu: surga dan neraka. Kalau ditanya, pilih mana? Pasti kita jawab surga, karena sesuai Al Qur’an dan Hadits itulah tempat sebaik-baiknya, sedangkan neraka adalah tempat seburuk-buruknya. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana caranya agar dapat masuk surga? Jawabannya hendaklah kita menjadi orang yang cerdik sesuai sabda Nabi : "Secerdik-cerdik manusia ialah yang terbanyak ingatannya kepada kematian serta yang terbanyak persiapannya untuk menghadapi kematian itu. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar cerdik dan mereka akan pergi ke alam baka dengan membawa kemuliaan dunia serta kemuliaan akhirat". (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Abiddunnya)

Apa yang harus dilakukan agar kita termasuk pada orang cerdik itu? Al Qur’anul Karim surah Al Mu’minuun ayat 57-61 memberi petunjuk ; Artinya : "Sesungguhnya orang-orang yang gentar karena takut kepada Tuhannya dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhannya, dan orang-orang yang tidak menyekutukan Tuhannya, dan orang-orang yang memberikan pemberiannya sedang hati mereka takut, sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan nya, orang-orang inilah yang bersegera kepada kebaikan-kebaikan dan merekalah yang lebih dahulu memperolehnya". (Al Mu'minuun : 57 -61)

Marilah kita beramal saleh, bersegera kepada kebaikan-kebaikan sesuai petunjuk Al Qur’an dan Hadits agar kita termasuk golongan yang mendapat kemuliaan, hasanah di dunia dan hasanah di akhirat.

Jum'at, 24 Jumadil Awal 1418 H - 26 September 1997

Tidak ada komentar:

Posting Komentar